Shalat Witir: Tata Cara, Waktu, Bacaan, dan Keutamaannya

Shalat Witir: Tata Cara, Waktu, Bacaan, dan Keutamaannya

Shalat witir adalah salah satu ibadah sunnah yang memiliki keutamaan besar dalam Islam. Shalat ini disebut “witir” karena jumlah rakaatnya harus ganjil.

Meskipun para ulama berbeda pendapat mengenai hukumnya, mayoritas ulama berpendapat bahwa shalat witir termasuk sunnah mu’akkad (sunnah yang sangat dianjurkan).

Dalam beberapa mazhab, seperti Hanafiyah, shalat witir bahkan dianggap wajib. Artikel ini akan membahas tata cara, waktu, bacaan, dan keutamaan shalat witir secara lengkap.

Hukum Shalat Witir dalam Islam

Dalam fiqih Islam, shalat witir memiliki status hukum yang berbeda di antara mazhab-mazhab:

  • Mazhab Hanafiyah: Menganggap shalat witir sebagai wajib. Oleh karena itu, meninggalkannya dianggap berdosa.
  • Mazhab Syafi’iyah, Maliki, dan Hanbali: Menganggap shalat witir sebagai sunnah mu’akkad. Artinya, seseorang yang mengerjakannya akan mendapat pahala, namun jika ditinggalkan tidak berdosa.

Dalil yang mendukung anjuran shalat witir adalah sabda Rasulullah ﷺ:

أَوْتِرُوْا يَا أَهْلَ الْقُرْآنِ، فَإِنَّ اَللّٰهَ وِتْرٌ يُحِبُّ اَلْوِتْرَ

“Berwitirlah kalian semua, wahai ahli Al-Qur’an, karena sesungguhnya Allah itu ganjil dan menyukai hal-hal yang ganjil.” (HR. Khuzaimah)

Salah satunya tertera dalam wasiat yang diberikan Rasululullah SAW kepada sahabat Abu Hurairah RA. Rasululullah SAW berpesan kepada Abu Hurairah agar jangan pernah meninggalkan shalat witir.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لَا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّاامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَصَلَاةِ الضُّحَى وَنَوْمٍ عَلَى وِتْر

“Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, “Kekasihku (Rasulullah SAW) mewasiatkan padaku tiga nasehat yang aku tidak pernah meninggalkannya hingga aku mati, yaitu berpuasa tiga hari setiap bulan (ayyamul bidh), mengerjakan sholat Dhuha, dan mengerjakan shalat Witir sebelum tidur.” (HR Bukhari no 1178)

Shalat witir dapat dilakukan secara berjamaah, khususnya di bulan Ramadan setelah shalat tarawih. Di luar bulan Ramadan, lebih dianjurkan untuk dilakukan secara sendiri.

Waktu Pelaksanaan Shalat Witir

Shalat witir dapat dilakukan setelah shalat Isya’ hingga sebelum terbit fajar shadiq (waktu Subuh). Namun, terdapat keutamaan dalam memilih waktu pelaksanaannya:

  • Lebih utama di akhir malam: Jika seseorang yakin bisa bangun di sepertiga malam terakhir, maka lebih baik menunda shalat witir untuk dilakukan sebagai penutup ibadah malam.
  • Boleh dilakukan sebelum tidur: Jika merasa sulit untuk bangun di sepertiga malam terakhir, shalat witir dianjurkan untuk dikerjakan setelah shalat Isya’ sebelum tidur.

Dalil mengenai waktu shalat witir adalah sabda Rasulullah ﷺ:

اِجْعَلُوْا اٰخِرَ صَلَاتِكُمْ مِنَ الَّليْلِ وِتْراً

“Jadikanlah akhir shalat kalian semua di malam hari dengan shalat witir.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jumlah Rakaat dan Bacaan Shalat Witir

Shalat witir memiliki jumlah rakaat yang fleksibel, asalkan ganjil. Berdasarkan hadits Rasulullah ﷺ:

اَلْوِتْرُ حَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ، مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِخَمْسٍ فَلْيَفْعَلْ، وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِثَلَاثٍ فَلْيَفْعَلْ، وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُوتِرَ بِوَاحِدَةٍ فَلْيَفْعَلْ

“(Shalat) witir adalah hak bagi setiap Muslim. Barang siapa ingin melakukannya dengan lima rakaat, maka lakukanlah. Barang siapa ingin melakukannya dengan tiga rakaat, maka lakukanlah. Dan barang siapa ingin melakukannya dengan satu rakaat, maka lakukanlah.” (HR. Abu Dawud, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah)

Adapun bacaan yang dianjurkan dalam shalat witir:

  • Jika tiga rakaat:
    • Rakaat pertama: Surah Al-A’la
    • Rakaat kedua: Surah Al-Kafirun
    • Rakaat ketiga: Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas
  • Jika lebih dari tiga rakaat:
    • Rakaat terakhir selalu mengikuti pola di atas.

Tata Cara Shalat Witir

Shalat witir bisa dilakukan dengan dua cara:

  1. Washal (digabungkan tanpa salam di antaranya)
    • Contoh: Melakukan tiga rakaat dengan satu kali salam di akhir.
  2. Fashal (dipisah dengan salam di antaranya)
    • Contoh: Dua rakaat dengan satu salam, lalu satu rakaat terpisah dengan satu salam.

Adapun niat shalat witir:

أُصَلِّيْ سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَةً لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushallî sunnatan minal witri rak’atan lillahi ta’âlâ
(Aku niat shalat sunnah witir satu rakaat karena Allah ta’ala.)

 

أُصَلِّيْ سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushallî sunnatan minal witri rak’ataini lillahi ta’âlâ
(Aku niat shalat sunnah witir dua rakaat karena Allah ta’ala.)

Doa Setelah Shalat Witir

Setelah shalat witir, disunnahkan membaca:

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ

(dibaca tiga kali dengan suara yang agak dikeraskan)

Kemudian membaca doa:

اللهم انى أعوذ بك برضاك من سختك وبمعافاتك من عقوبتك وبك منك لا احصى ثناء عليك انت كما أثنيت على نفسك

Kesimpulan

Shalat witir merupakan ibadah sunnah yang memiliki banyak keutamaan. Meskipun hukumnya sunnah mu’akkad menurut mayoritas ulama, namun pelaksanaannya sangat dianjurkan untuk menutup ibadah malam.

Shalat witir bisa dilakukan dengan jumlah rakaat ganjil, minimal satu rakaat dan maksimal sebelas rakaat. Bacaan dan tata caranya fleksibel sesuai sunnah Rasulullah ﷺ. Dengan memahami keutamaan dan tata cara pelaksanaannya, semoga kita bisa istiqamah dalam mengerjakan shalat witir setiap malam.

Postingan terbaru

Lihat Semua

Formulir Pertanyaan

Privasi penanya akan aman, dan tidak akan dipublikasikan

Temukan artikel yang sesuai denganmu!

Lebih dari 500 artikel yang dapat kamu temukan di Jejak Sunnah
© 2025 Jejak Sunnah. All rights reserved.